Minggu, 02 November 2014

Puasa Nazar Beserta Niatnya




PUASA NAZAR
1.    PENGERTIAN PUASA NAZAR
Puasa nazar wajib ditunaikan apabila kita telah berperoleh ataupun berjaya mendapatkan sesuatu apa yang kita ingini itu. Jika apa yang kita nazarkan itu tidak berjaya maka tidaklah wajib keatas kita untuk menunaikan nazar tersebut. Puasa wajib nafsi adalah suatu ibadah yang wajib dikerjakan akan sesuatu permintaan yang bersyarat (menepati janji) dan disebut juga dengan nama puasa nazar. Contohnya seperti berkata seseorang itu sekiranya ditakdirkan isteriku melahirkan anak perempuan maka aku bernazar untuk berpuasa satu hari. Jika betul ia mendapat anak perempuan maka wajiblah ia berpuasa.

2.    MACAM-MACAM PUASA NAZAR
Puasa Nazar terbagi : a) puasa nafsi, b) puasa ahli, c) puasa juriat.

a.    Puasa Nafsi
Melaksanakan puasa yang berkaitan dengan pribadi masing-masing orang. Puasa ini bukannya tidak untuk berjamaah, dan puasa nafsi dilaksanakan apabila menginginkan sesuatu atau ber-nazar.
Sebelum melaksanakan puasa nazar hendaklah dimohonkan dahulu kepada Allah akan segala keinginan kita, dan apabila telah terkabulnya permohonan barulah melaksanakan puasa nazar. Jadi bila kita ingin bernazar yang sesungguhnya ialah dengan berpuasa, haram hukumnya dengan bernazar kepada sesuatu tempat/kuburan/benda/orang, dll. Boleh bernazar ke suatu tempat ialah ke Baitullah, Madinah dan Masjidil Aqsha. Pelaksanaan puasa nazar adalah selama 1 hari saja yang dilakukan apabila sudah mencapai keberhasilan. Dan bila telah berhasil tetapi tidak mau melaksanakan puasa nazarnya (ingkar akan janji nazarnya) mendapatkan kifarat.

b.    Puasa Ahli
Ialah melaksanakan suatu puasa nazar yang ada kaitannya dengan orang lain (maksudnya bukan untuk pribadi sendiri). Contohnya: misal ada seseorang yang kita nazarkan, dan dengan nazar kita orang itu dari perbuatan yang tidak baik menjadi baik.

c.    Puasa Juriat
Ialah melaksanakan sesuatu nazar kepada tempat ibadah. Yang dimaksud tempat ibadah di sini ialah tempat-tempat yang suci:
•    Bernazar ke Baitullah (Rumah Allah).
•    Bernazar ke Masjidin Nabawi (Rumah Nabi).
•    Bernazar ke Baitul Muqadis/Masjidil Aqsha (Rumah Suci).
Bila bernazar kepada selain ke-3 tempat tersebut tidaklah benar. Seandainya kita telah berikhtiar untuk menunaikan haji ke Makkah akan tetapi sesuatu terhalang oleh adanya sesuatu sebab, sakit, hamil, atau lainnya, maka bernazarlah, dan bila berhasil laksanakan puasa nazar selama 10 hari berturut-turut, untuk harinya bebas.
Bernazar ke Masjidin Nabawi, bila berhasil puasa nazar selama 7 hari berturut-turut, juga harinya bebas. Bernazar ke Baitul Muqadis/Masjidl Aqsha, bila berhasil puasa nazar selama 3 hari berturut-turut, yaitu tanggal-tanggal 11, 12 dan 13 (sama dengan puasa nazar ahli nikah).

3.    TATA CARA PELAKSANAAN
Pada dasarnya sama dengan puasa Ramadan, hanya niatanya sbb.

نَوَيْتُ صَوْم غَدٍ لِنَذَرٍ فَرْضَا ِللهِ تَعَالَى
Artinya:
saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan nazar( dalam hati menyebut nazarnya) farda karena Allah.”

4.    SANGSI YANG MENINGGALKANNYA
Jika dalam nazarnya ia mengucapkannya akan berpuasa selama satu bulan berturut-turut, ternyata ia tidak mampu memenuhi nadzar tersebut, maka baginya harus membayar kaffarat (tebusan/denda) atas nazar yang ia langgar, yaitu memilih salah satu dari tiga bentuk kaffarat berikut:
Pertama: membebaskan budak/hamba sahaya, namun untuk saat ini tidak ada budak, sehingga untuk menerapkan kaffarat tersebut bisa dibilang sulit atau tidak bisa.
Kedua : memberi makan sepuluh fakir miskin, atau memberi pakaian mereka, seseuai dengan kadar makanan atau pakaian yang biasa ia berikan kepada keluargannya.
Ketiga : berpuasa selama tiga hari, tidak harus berturut-turut.

Itulah kaffarat bagi orang yang melanggar nadzarnya, ia boleh memilih salah satu dari tiga bentuk kaffarat tersebut.

1 komentar:

  1. kak. bagaimana jika tidak bisa memenuhi puasa nazar kita ? apa yang harus saya lakukan

    BalasHapus